A. TANDA-TANDA UMUM
IKAN SAKIT
Serangan penyakit sering datang mendadak.
Untuk itu, gejala awal yang tampak perlu dideteksi agar masalah lebih lanjut dapat
ditangani dengan segera. Setelah gejalanya diketahui, selanjutnya dilakukan
diagnosa untuk mengetahui faktor penyebabnya, kemudian dilakukan tindakan
pengobatan dengan jenis obat dan dosis yang tepat. Untuk itu, tanda –tanda
berikut ini perlu dipahami.
1. Tingkah Laku
Ikan yang sakit bisanya memperlihatkan
tingkah laku menyimpang, misalnya menggosok-gosokkan badanya pada benda-benda
seperti batu, tanaman liar, atau piunggiran pematang /dinding akuarium. Pada
kasus lain iakn kehilangan keseimbangan sehingga gerakan tidak terkontrol. Pada
akhirnya ikan diam didasar dengan kedua sirip dada terbuka atau sekali-kali
muncul kepermukaan air seperti menggantung. Ada pula ikan yang sakit membuka
kedua tutup insangnya lebih lebar dari biasanya, frekuensi pernafasannya
meningkat, dan tampak terengah-engah dan lama kelamaan ikan kurang nafsu makan.
2. Kelainan Warna Tubuh
Jika tubuh ikan berubah menjadi pucat perlu
dicurigai, barangkali sudah ditempeli parasit tertentu. Namun ,perubahan warna
tubuh itu juga dapat disebabkan oleh kondisi terkejut karena terjadi pergantian
intensitas cahaya dari gelap keterang. Jika hal itu terjadi, biasanya warna
ikan kembali normal dalam waktu yang tidak terlalu lama. Perubahan warna tubuh
juga sering terjadi jika ikan dalam keadaan takut atau seaat setelah memijah
(ikan betina).
3. Produksi Lendir
Ikan sakit sering kali memproduksi lendir
berlebihan. Hal ini jelas terlihat pada ikan yang berwarna gelap. Sebaliknya,
kelebihan lendir itu agak sulit duketahui pada ikan yang berwarna terang karena
warna lendir itu bening hingga keabu-abuan. Produksi lendir yang berlebihan
biasanya disebabkab oleh parasit yang menyerang bagian kulit. Banyaknya lendie
tergantung pada intensitas serangan.
4. Kelainan Bentuk Organ
Serangan parasit tertentu akan menimbulkan
kelainan pada bagian tubuh ikan, misalnya berupa bintik-bintik putih pada
sirip, sisik, maupun pada bagian lain. Kelainan bentuk juga dapat terjadi pada
perbatasan dua keping tutup insang
trdapat tonjolan atau bengkak. Bila serangan sangat hebat, akan terjadi infeksi
yang parah sehingga tonjolan itu menyebar keseluruh bagian tubuh seperti
insang, mta, dan bahgian kepala. Bagian kulit, termasuk juga otot, tak luput
dari resiko terkena serangan parasit yang mengakibatkan bintik-bintik merah
atau menunjukkan gejala adanya semacam tumor pada kulit.
5. Faktor Kondisi
Terdapat korelasi antara bobot seekor ikan
dengan panjangnya dikaitkan dengan
kondisi kesehatan ikan yang bersangkutan. Bila perbandingan berat dan panjang
ikan tidak seimbang dalam arti hasilnya
lebih kecil dibandingkan dengan angka
indeks faktor kondisi ikan sehat maka ikan tersebut dikategorikan menderita
sakit.
B. PENYEBAB IKAN
SAKIT
Ikan tidak sehat dapat juga diakibatkan oelh
kondisi lingkungan seperti sifat fisika dan kimia air yng tidak cocok bagi ikan
atau karena pakan yang tidak cocok.
1. Kondisi pH
Kondisi pH yang sangat rendah (sangat asam)
atau sebaliknya terlalu tinggi (sangat basa) dapat mengganggu kehidupan dan
kesehatan ikan. Setiap jenis ikan memperlihatkan respon berbeda terhadap
fluktuasi perubahan pH, dan dampak yang ditimbulkannya bermacam-macam. Oleh
sebab itu, pengukuran pH untuk mengetahui pola perkembangannya perlu dilakukan
agar kesehatan ikan selalu terpantau.
2. Kekurangan Oksigen
Gejala umum ikan yang kekurangan oksigen
akan terlihat setres.ikan sering muncul kepermukaan air mengambil oksigen dari
udara bebas dan berenang terhentak-hentak. Beberapa hal yang menjadi penyebab antara lain padat
penebaran yang terelalu tinggi, suhu tinggi, kurang ayau tidak ada tanaman air
sama sekali, kurang sinar matahari, dan tertimbunya bahan organik sari sisa
pakan ataupun tananman air yang mati.
Konsentrasi oksigen terlarut dalam wadah
budidaya yang sangat rendah menyebabkan ikan mudah terserang penyakit dan
parasit, kadang-kadang tidak mau makan, dan tidak dapat berkembang dengan baik
pada konsentrasi oksigen kurang dari 4ppm (4 mg/liter).
3. Keracunan
Akibat keracunan biasanya fatal karena
kematian yang terjadi secara massal/serentak dan berlangsung cepat. Penyebab
keracunan biasanya berasal dari pakan yang busuk atau adanya gas beracun
seperti gas rawa, amoniak, dan asam belerang.
4. Pakan Tidak Baik
Pakan dapat menimbulkan kerugian jika
menjadi sumber infeksi penyakit, terutama bila komposisi gizinya buruk,
misalnya kekurangan vitamin atau mengandung bahan yang busuk dan beracun.
Kualitas pakan yang buruk seracara pemberian ayng kurang tepat akan memacu
peradangan yang serius pada saluran pencernaan sehingga perut ikan terlihat
membengkak dan terjadi pendarahan.
5. Perubahan Suhu
Perubahan suhu yang menddak mengakibatkan
ikan mengalami shock dan menderita setres. Nafsu makan ikan berkurang sejalan
dengan penurunan suhu. Jika penurunannya besar dan drastis ikan akan berhenti
makan, pertumbuhannya lambat, bahkan terhambat. Sebaliknya,jika terjadi
kenaikan suhu yang ekstrim, ikan menjadi sulit bernafas. Jika ini berlangsung
lama, ikan menjadi sangat rentan terhadap serangan penyakit dan parasit.
C. UPAYA PENCEGAHAN
Ada pepatah kuno yang sangat populer yang
menyebutkan bahwa mwncegah lebih baik dari pada mengobati. Tindakan pencegahan
bertujuan untuk mencegah masuknya wabah penyakit kedalam wadah budidaya ikan,
untuk mencegah melusnya wilayah yang terkena penyakit, dan untuk mengurangi
kerugian produksi ikan akibat timbulnya penyakit.
1. Sanitasi Kolam
Sanitasi kolam dilaksanakan melalui
pengeringan, penjemuran, dan pengapuran bak/kolam dengan kepur tembok Ca
(OH)2 sebanyak 200g/m² yang ditebar
merata di permukaan tanah dasar kolam. Kondisi ini dibiarkan selama 7-10 hari,
setelah itu baru kolam diairi dansiap ditebar ikan. Bisa juga menggunak kalium
permanganat (PK) yang ditebar pada kolam berair sebanyak 10-20 g/m3 air dan
dibiarkan selama 1 jam. Ikan dimasukan setelah air berubah normal kembali
karena adanya pergantian air.
2. Sanitasi Ikan Tebaran
Ikan yang akan ditebarkan diperiksa dulu,
apabila menunjukan adanya kelainan atau sakit harus dikarantina untuk
pengobatan. Ikan tebaran yang dianggap sehat pun harus direndam dalam larutan PK (20g/m3
air), malachyte green (40 mg/10 liter air), atau dengan formalin (1 cc/10 liter
air) masing-masing selama 10-15 menit.
Sanitasi Perlengkapan dan peralatan:
Perlengkapan atau peralatan kerja sebaiknya selalu dalam keadaan suci hama yaitu dengan cara merendamnya dalam
larutan PK atau larutan kaporit selama 30-60 menit.
3. Menjaga Lingkungan Tempat Budidaya
Upaya perlidungan dari gangguan hama dan
parasit ikan adalah dengan menjaga lingkungan budidaya dan perairan. Pematang
kolam dibersihkan dari tumbuhan liar yang sering menjadi tempat persembunyian
hewan darat seperti ular dan kodok. Pohon yang rindang dikurangi agar tidak
mengurangi masuknya sinar matahari. Setiap kolam/bak diusahakan mendapatkan
pemasukan air yang baru dan segar. Selain itu, bahan-bahan organik seperti
sampah yang memungkinkan masuk kewadah budidaya dikurangi.
No comments:
Post a Comment