Peralatan harus dipersiapkan secara cermat
sebelum operasi penangkapan dimulai, adapun persiapan tersebut yaitu : jaring disusun di atas geladak (dek)
kapal dengan memisahkan antara pelampung dan pemberat, pada ujung depan jaring
dipasang tali selambar dan dihubungkan dengan pelampung tanda. Biasanya
pelampung ini ukurannya relatif lebih besar, kadang kala diberi bendera).
Penyusunan jaring lobster di atas kapal
disesuaikan dengan bentuk atau tipe kapal yang dipergunakan, adapun
penyusunan diatas kapal biasanya diletakan
pada : (1) buritan, (2) samping kiri ,
dan (3) samping kanan.
Gambar. Penyusunan
jaring di buritan
Gambar. Penyusunan
jaring di samping kanan
Gambar. Penyusunan
jaring di samping kiri
DAERAH
PENANGKAPAN
Daerah penangkapan (fishing ground) adalah
suatu daerah
dimana ikan/udang dapat ditangkap dengan
alat tangkap dengan hasil yang mengguntungkan. Adapun daerah penangkapan
lobster yaitu :
a. Daerah karang
Daerah karang yang merupakan habitat dari
udang lobster adalah daerah yang banyak ditumbuhi karang dari berbagai bentuk
yang tidak beraturan yang menyebabkan jaring akan tersangkut jika di pasang di daerah
itu.
b. Daerah batu karang
Daerah batu karang adalah berbatuan atau
karang yang berupa batu dimana terdapat banyak lubang-lubang untuk bersembunyi.
c. Daerah berpasir karang halus
Daerah diantara karang atau diluar daerah
karang yang terdiri dari batu karang halus.
CARA
PENGOPERASIAN
Empat set jaring dioperasikan pada 4
(empat) lokasi daerah penangkapan. Pengaturan jumlah yang dipasang dengan
memperhatikan musim udang lobster. Jika banyak lobster yang tertangkap dan
waktu saat operasi mencukupi, maka empat set jaring dipasang seluruhnya, dan
jika musim berkurang, atau cuaca kurang memungkinkan hanya dipasangkan sebagian.
Secara teknis jaring dipasang sejajar
dengan pantai atau memotong arus pasang surut, yaitu 4 (empat) set/unit jarring
menjadi 4 (empat) banjaran atau 4 (empat) tempat pada daerah batu karang yang rata,
atau pada daerah pasir karang halus. Masing-masing unit diberi tanda pelampung
dan jangkar agar jarring tidak terbawa arus kedaerah berkarang.
Operasi jaring dimulai dari pis pertama
yang diikatkan pada tali selambar/tali tarik yang diberi tanda kemudian
menyusul pis kedua dan seterusnya, sampai pis terakhir juga disambung dengan
tali selambar yang berpelampung tanda. Masing-masing unit diberi jangkar/batu
(± 7 kg) pada kedua ujungnya. Jaring dipasang (setting) pada sore hari dan diangkat
(hauling) pada pagi hari.
PENURUNAN
(SETTING) ALAT TANGKAP
Penurunan alat tangkap atau biasa disebut
setting dilakukan setelah sampai di
daerah penangkapan. Adapuin urut-urutan setting sebagai berikut :
1.
Kapal
diusahakan untuk mengikuti arah angin agar angin berada pada daerah penurunanan
alat tangkap
2.
Jaring
diturunkan dengan melepas pelampung tanda dan diikuti tali slambar depan,
jaring, dan yang terakir ujung jaring diikatkan pada kapal atau pada tali
slambar belakang dan diikuti dengan pelampung tanda.
3.
Harus
diusahakan alat tangkap dapat memotong arus antara 40o s/d 90o
terhadap arus.
Gambar. Posisi
kapal pada saat penurunan alat
PENARIKAN
(HAULING) ALAT TANGKAP
Setelah jaring berada di dalam air jaring dapat ditarik (hauling) ke atas dek
kapal untuk di ambil hasil tangkapan. Lamanya hauling tergantung jumlah alat
tangkap dan hasil tangkapnya, semakin banyak alat tangkap dan hasilnya maka
hauling dapat dilakukan lebih lama, dan sebaliknya bila alat tangkap jumlahnya
sedikit cepat pula selesainya.
Jaring dinaikan ke atas
dek kapal dengan urut-urutan kebalikan dari urut-urutan setting. Ikan/udang
hasil tangkapan dilepas dari jaring dengan hati-hati supaya tidak rusak,
kemudian hasil tangkapan ditanagani sesuai prosedur penanganan ikan/udang di
atas kapal dan disimpan . Kemudian jaring dirapikan untuk siap kembali
dioperasikan.Download file : Link1 | Link2 | Link3 | Link4 | Link5
Pass : Link1 | Link2 | Link3 | Link4 | Link5
No comments:
Post a Comment