Tuesday, February 5, 2019

OPERASI PENANGKAPAN DENGAN JARING LOBSTER


Peralatan harus dipersiapkan secara cermat sebelum operasi penangkapan dimulai, adapun persiapan tersebut  yaitu : jaring disusun di atas geladak (dek) kapal dengan memisahkan antara pelampung dan pemberat, pada ujung depan jaring dipasang tali selambar dan dihubungkan dengan pelampung tanda. Biasanya pelampung ini ukurannya relatif lebih besar, kadang kala diberi bendera).

Penyusunan jaring lobster di atas kapal disesuaikan dengan bentuk atau tipe kapal yang dipergunakan, adapun penyusunan  diatas kapal biasanya diletakan pada :  (1) buritan, (2) samping kiri , dan (3) samping kanan.

Gambar. Penyusunan jaring di buritan

Gambar. Penyusunan jaring di samping kanan

Gambar. Penyusunan jaring di samping kiri

DAERAH PENANGKAPAN

Daerah penangkapan (fishing ground) adalah suatu daerah
dimana ikan/udang dapat ditangkap dengan alat tangkap dengan hasil yang mengguntungkan. Adapun daerah penangkapan lobster yaitu :

a. Daerah karang
Daerah karang yang merupakan habitat dari udang lobster adalah daerah yang banyak ditumbuhi karang dari berbagai bentuk yang tidak beraturan yang menyebabkan jaring akan tersangkut jika di pasang di daerah itu.



b. Daerah batu karang
Daerah batu karang adalah berbatuan atau karang yang berupa batu dimana terdapat banyak lubang-lubang untuk bersembunyi.

c. Daerah berpasir karang halus
Daerah diantara karang atau diluar daerah karang yang terdiri dari batu karang halus.

CARA PENGOPERASIAN

Empat set jaring dioperasikan pada 4 (empat) lokasi daerah penangkapan. Pengaturan jumlah yang dipasang dengan memperhatikan musim udang lobster. Jika banyak lobster yang tertangkap dan waktu saat operasi mencukupi, maka empat set jaring dipasang seluruhnya, dan jika musim berkurang, atau cuaca kurang memungkinkan hanya dipasangkan sebagian.

Secara teknis jaring dipasang sejajar dengan pantai atau memotong arus pasang surut, yaitu 4 (empat) set/unit jarring menjadi 4 (empat) banjaran atau 4 (empat) tempat pada daerah batu karang yang rata, atau pada daerah pasir karang halus. Masing-masing unit diberi tanda pelampung dan jangkar agar jarring tidak terbawa arus kedaerah berkarang.

Operasi jaring dimulai dari pis pertama yang diikatkan pada tali selambar/tali tarik yang diberi tanda kemudian menyusul pis kedua dan seterusnya, sampai pis terakhir juga disambung dengan tali selambar yang berpelampung tanda. Masing-masing unit diberi jangkar/batu (± 7 kg) pada kedua ujungnya. Jaring dipasang (setting) pada sore hari dan diangkat (hauling) pada pagi hari.

PENURUNAN (SETTING) ALAT TANGKAP

Penurunan alat tangkap atau biasa disebut setting dilakukan  setelah sampai di daerah penangkapan. Adapuin urut-urutan setting sebagai berikut :
1.      Kapal diusahakan untuk mengikuti arah angin agar angin berada pada daerah penurunanan alat tangkap
2.      Jaring diturunkan dengan melepas pelampung tanda dan diikuti tali slambar depan, jaring, dan yang terakir ujung jaring diikatkan pada kapal atau pada tali slambar belakang dan diikuti dengan pelampung tanda.
3.      Harus diusahakan alat tangkap dapat memotong arus antara 40o s/d 90o  terhadap arus.

Gambar. Posisi kapal pada saat penurunan alat

PENARIKAN (HAULING) ALAT TANGKAP

Setelah jaring berada di dalam air  jaring dapat ditarik (hauling) ke atas dek kapal untuk di ambil hasil tangkapan. Lamanya hauling tergantung jumlah alat tangkap dan hasil tangkapnya, semakin banyak alat tangkap dan hasilnya maka hauling dapat dilakukan lebih lama, dan sebaliknya bila alat tangkap jumlahnya sedikit cepat pula selesainya.
Jaring dinaikan ke atas dek kapal dengan urut-urutan kebalikan dari urut-urutan setting. Ikan/udang hasil tangkapan dilepas dari jaring dengan hati-hati supaya tidak rusak, kemudian hasil tangkapan ditanagani sesuai prosedur penanganan ikan/udang di atas kapal dan disimpan . Kemudian jaring dirapikan untuk siap kembali dioperasikan.


 Download file :  Link1  |  Link2  |  Link3  |  Link4  |  Link5
Pass :  Link1  |  Link2  |  Link3  |  Link4  |  Link5

No comments:

Post a Comment