PENDAHULUAN
Kebutuhan lain yang akhir-akhir ini cukup
berkembang adalah sebagai umpan hidup untuk penangkapan tuna/cakalang. Kelebihan
lain yang dimiliki ikan bandeng yaitu tahan terhadap perubahan lingkungan
seperti suhu, pH, kecerahan air, mudah beradaptasi dan mempunyai toleransi yang
tinggi terhadap kisaran kadar garam 0-15 ppt, tahan terhadap penyakit serta
tidak mempunyai sifat kanibal sehingga ikan ini mempunyai kecenderungan untuk dibudidayakan
dengan kepadatan tinggi terutama penggelondongan.
Beberapa keuntungan dapat diperoleh dengan
penggelondongan nener bandeng sampai ukuran (5-7 cm) adalah sebagai berikut :
a). Pemenuhan kebutuhan gelondongan
bandeng sepanjang tahun untuk menunjang budidaya bandeng umpan maupun bandeng
konsumsi; b). Meningkatkan kelangsungan hidup pada usaha budidaya berikutnya; c).
Menekan biaya produksi dan peningkatan efisiensi pemanfaatan lahan terhadap budidaya
bandeng umpan atau bandeng konsumsi; d). Berfungsi sebagai komoditi rotasi
untuk memutus siklus penyakit udang; e). Peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan petani tambak; f). Menampung tenaga kerja di daerah pesisir
pantai.
PEMILIHAN
LOKASI
Pada umumnya petakan tambak penggelondongan
nener bandeng sama dengan petakan tambak budidaya ikan bandeng. Petakan tambak dapat
dibuat di lokasi dengan perbedaan tinggi pasang surut 2-3 m. Elevasi tambak
optimal adalah 0,50 m dari permukaan air laut. Tanah dasar yang ideal bagi tambak
bandeng adalah tanah liat berdebu (Selty loan) karena selain mampu menampung
air juga sangat baik untuk pertumbuhan alga dasar. Tanah tambak yang baru
dibuka pada umumnya bereaksi masam, karena itu perbaikan tanah (reklamasi)
perlu dilakukan dengan jalan penjemuran tanah dasar dan pencucian maupun pengapuran.
Persyaratan Lokasi Penggelondongan Nener
Bandeng : 1). PH 7 – 8; 2). Oksigen terlarut > 3 ppm; 3). Suhu air 25 - 30 0C;
4). Salinitas 10 - 30 ppt; 5). Sumber air Payau dan tawar; 6). Kualitas air
Tidak tercemar; 7). Tekstur tanah Liat berdebu.
KONSTRUKSI
DAN DESAIN TAMBAK
Pematang tambak terdiri dari pematang
keliling (tanggul primer) dan pematang penyekat (tanggul skunder). Pematang
keliling harus cukup lebar (> 1 m) dengan lereng bagian dalam 1-1,5 dan
lereng bagian luar 11,20 m. Sedangkan lebar pematang perantara dibuat lebih
kecil dengan lereng tanggul 1:1.
Gambar
1. Konstruksi kolam untuk nener tampak samping.
Gambar 2. Konstruksi kolam untuk nener
tampak atas.
Tinggi pematang sebaiknya tidak kurang
dari 0,5 m di atas pasang naik tertinggi dari penyusutan sebesar 15-20% harus
diperhitung pada pembuatan semua jenis pematang. Saluran di tambak terdiri atas
saluran pemasukan, saluran pembuangan dan saluran pembagi. Di dalam tiap petakan
tambak dapat dibuat parit-parit keliling (caren) dengan lebar 2-4 m dan dalam
0,3-0,5 m dari permukaan pelataran. Pintu air satu unit tambak terdiri atas
satu pintu utama, pintu sekunder dan pintu tertier. Pintu utama dipasang pada
pematang utama keliling untuk pengaturan pemasukan air ke dalam unit tambak. Pintu
sekunder dipasang pada pematang perantara untuk memasukkan air dari saluran
pembagi ke dalam tiap petakan, ukuran pintu air sebaiknya diatur sesuai dengan
kapasitas lahan sehingga pemasukan dan pengeluaran air dapat dilakukan dengan
lebih cepat. Tiap petak dalam satu unit tambak harus mendapatkan pengairan
tersendiri, untuk mencegah penggunaan air yang berkualitas rendah sebaiknya pengairan
tidak dilakukan secara seri.
PERSIAPAN
Pengeringan
tanah dasar tambak : Persiapan
untuk pengeringan tanah dasar dilakukan terlebih dahulu mengadakan perbaikan
pematang, saluran dan pintu tambak. Tanah dasar bagian pelataran diolah dan
diratakan, kemudian tanah dasar dikeringkan selama 7 hari hingga tanah dasar
retak-retak sampai sedalam 1 cm. Dalam kegiatan pengeringan ini juga disertai
kegiatan aplikasi pemberantas hama yaitu dengan menggunakan Saponin sebanyak 30
kg/ha.
Pemupukan
awal : Pemupukan
merupakan salah satu bentuk masukan energi yang dimanfaatkan ikan secara tidak
langsung. Pupuk organik selain merupakan sumber hara yang lengkap bagi pakan
alami juga dapat memperbaiki struktur tanah. Pupuk an-organik merupakan
pelengkap yang dapat menyediakan zat hara secara cepat untuk kebutuhan pakan alami.
Pakan alami yang bisa ditumbuhkan di tambak sebagai pakan utama ikan bandeng
adalah kelekap, yaitu kumpulan berbagai jenis jasad dasar yang komponen
utamanya terdiri dari alga biru (Cyanophyceae) dan diatom (Bacillariophyceae).
Tahap pertama usaha penumbuhan kelekap adalah pengeringan tanah dasar. Apabila
pengeringan telah dilakukan, pupuk organik berupa kotoran ternak dengan dosis
2-3 ton/ha ditaburkan secara merata di pelataran, kemudian disusul pemupukan
anorganik (buatan) berupa Urea 75-100 kg/ha, TSP 40-50 kg/ka ditaburkan secara merata
di pelataran. Tambak diairi macak-macak dengan tinggi air sekitar 5 cm dan
diberakan selama satu minggu. Selanjutnya dilakukan pengairan secara bertahap,
hari pertama setinggi 10 cm, hari kedua 20 cm, hari ketiga 30-40 cm dan
dibiarkan selama kira-kira satu minggu sampai kelekap tumbuh subur. Selanjutnya
air ditambahkan lagi hingga 40-50 cm dan tambak siap ditebari benih ikan
bandeng. Pada waktu pengisian air, pintu air harus dipasang saringan yang cukup
rapat untuk menghindari masuknya organisme predator.
PENEBARAN
BENIH
Ukuran
: Benih
(nener) ikan bandeng yang ditebar adalah benih yang berada dalam tahap akhir
masa larva, yang secara alami dijumpai di perairan pantai dengan panjang tubuh
total 10-16 mm. Apabila penebaran menggunakan benih ikan bandeng yang
dihasilkan dari panti pembenihan maka benih tersebut merupakan benih yang
berumur 21-25 hari.
Padat
tebar : Padat
tebar yang baik untuk lama penggelondongan 40-60 hari adalah 10-12 ekor/m2.
Sebelum penebaran dilakukan, benih perlu diaklimatisasi terhadap kondisi
lingkungan (suhu dan salinitas) medium tambak penggelondongan. Pertama sekali
benih ditempatkan dalam suatu wadah, kemudian air dari tambak sedikit demi
sedikit dimasukkan ke dalam wadah tersebut dengan selang melalui salah satu
sisi wadah, sedangkan dari sisi lain air dari wadah disipon keluar dengan menggunakan
selang yang dilengkapi saringan sehingga dengan demikian akhirnya kondisi suhu
dan salinitas air dalam wadah menjadi sama dengan kondisi air dalam tambak.
Setelah aklimatisasi benih selesai dilakukan, selanjutnya benih dapat ditebar
ke tambak.
PEMELIHARAAN
Pengelolaan
air : Kegiatan
rutin setelah penebaran benih adalah pengamatan untuk mempertahankan kualitas
air yang baik dan tersedianya organisme pakan yang cukup di dalam tambak.
Pengelolaan kualitas air ditujukan untuk memberikan kondisi media hidup yang
optimal bagi pertumbuhan ikan. Selama penggelondongan harus dijaga agar
salinitas dan ketinggian air selalu stabil dan ketinggian air dipertahankan
40-50 cm. Laju penguapan dan curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan
salinitas berubah (berfluktuasi) dan kondisi seperti ini memungkinkan dapat
menghambat pertumbuhan alga dasar dan sebaliknya dapat menyuburkan pertumbuhan
jenis plankton lain yang tidak diinginkan sebagai pakan
alami ikan bandeng. Dalam penggelondongan
nener bandeng yang baik, alga dasar tambak tumbuh dengan subur dan warna airnya
yang jernih. Namun apabila jenis plankton lain yang tumbuh subur seperti
protozoa, flagellata, fitoflagellata dan rotifera maka warna air akan berubah
menjadi kuning atau coklat. Akibatnya kandungan oksigen dalam air menjadi semakin
rendah dan akhirnya dapat menyebabkan kematian ikan bandeng secara massal. Oleh
karena itu, perlu adanya penambahan/penggantian air laut yang baru. Penggantian
air dapat dilakukan secara gravitasi dengan pemanfaatan gerakan air pasang
surut atau pompanisasi.
PEMUPUKAN
SUSULAN
Setelah penebaran benih, kelekap sebagai
pakan alami semakin lama akan semakin berkurang sehingga perlu adanya pemupukan
susulan agar kelekap dapat tumbuh secara kontinuinitas. Pemupukan susulan satu
sampai dua minggu sekali, hal ini tergantung dari nilai kesuburan tambak dan
dimulai 2-3 minggu setelah penebaran. Pupuk susulan yang digunakan
masing-masing Urea 15-25 kg/ha dan SP36 10-15 kg/ha dan ditambah pupuk
perangsang seperti Forest, Ladan, Ursal, dan lain-lain sebanyak 1 kg/ha.
PENGENDALIAN
HAMA PENYAKIT
Hama di tambak dapat dibagi dalam tiga
golongan yaitu; predator, kompetitor, dan organisme penggangu. Predator terdiri
dari burung, lingsang, reptil, ikan dan manusia. Kompetitor termasuk ikan
herbivora dan beberapa jenis moluska. Organisme penggangu terdiri dari berbagai
species insekta dan cacing. Cara pemberantasan hama yang lazim dilakukan di
tambak adalah pengeringan dan penggunaan beberapa jenis pestisida maupun racun
tanaman. Tahap pertama pemberantasan hama adalah pengeringan tanah dasar.
Pengeringan ini selain berfungsi mengoksidasi bahan organik dan mengeraskan
tanah dasar juga membantu pemberantasan berbagai ikan liar, moluska, kepiting,
cacing serta organisme hama lainnya. Apabila pengeringan tidak dapat dilakukan secara
menyeluruh, maka pada bagian yang tergenang ditambahkan obat pemberantas hama.
Untuk keperluan ini dapat digunakan Rotenon dalam bentuk akar tuba (Dheris sp)
sebanyak 4-5 kg/ha. Selain itu, dapat juga digunakan Saponin dalam bentuk biji
(Camelia sinensis) sebanyak 25-30 kg/ha atau nikotin dalam bentuk serbuk
tembakau dengan dosis 200-500 kg/ha.
LAMA
PEMELIHARAAN
Penggelondongan nener bandeng biasanya
sudah mencapai standar ukuran 7-10 cm setelah masa pemeliharaan 40-60 hari.
Ukuran ini merupakan yang tepat sebagai gelondongan untuk penebaran berikutnya baik
untuk tujuan bandeng umpan maupun konsumsi.
CARA
PANEN
Pemanenan dilakukan untuk tujuan
pemeliharaan berikutnya, oleh karena itu hasil panen harus dalam keadaan hidup.
Pemanenan dapat dilakukan pada pagi, sore atau malam hari. Pemanenan pada waktu
air pasang dapat dilakukan dengan cara memasukkan air baru ke dalam tambak. Hal
ini menyebabkan ikan-ikan bergerak menuju arah masuknya air dan berkumpul di
dekat pintu air. Dengan menggunakan jaring, prayang atau pukat ikan-ikan
digiring menuju pintu air, kemudian secara perlahan-lahan lingkaran jaring
diperkecil sehinggga ikan-ikan terkurung di dekat pintu. Penangkapan pada waktu
air surut dilakukan terlebih dahulu untuk mengurangi air tambak sehingga air
tersisa di dalam caren sekitar 20 cm. Ikan digiring perlahan-lahan dan lingkaran
diperkecil sehingga ikan dapat berkumpul dekat pintu. Ikan-ikan yang sudah
terkurung perlu dibera selama 1-2 hari sebelum dipanen untuk dipindahkan.
Penangkapan ikan harus dilakukan sangat hati-hati untuk mencegah kemungkinan
luka-luka pada tubuh ikan dan kehilangan sisik akibat gesekan. Jika lokasi
pengangkutan agak jauh, ikan perlu dipak terlebih dahulu dalam kantong plastik
yang telah berisi air laut dengan kepadatan 25-50 ekor/liter sesuai ukuran ikan
diberi oksigen dengan perbandingan air dan oksigen 1:1,5 atau 1:2 tergantung
jarak jauh pengangkutan.
No comments:
Post a Comment