PRINSIP
PENGASAPAN
Tujuan pengasapan ikan, pertama untuk
mendapatkan daya awet yang dihasilkan asap. Tujuan kedua untuk memberikan aroma
yang khas tanpa peduli kemampuan daya awetnya. Pengasapan merupakan cara
pengolahan atau pengawetan dengan memanfaatkan kombinasi perlakuan pengeringan
dan pemberian senyawa kimia alami dari hasil pembakaran bahan bakar alami.
Melalui pembakaran akan terbentuk senyawa asap dalam bentuk uap dan
butiran-butiran tar serta dihasilkan panas. Senyawa asap tersebut menempel pada
ikan dan terlarut dalam lapisan air yang ada di permukaan tubuh ikan, sehingga
terbentuk aroma dan rasa yang khas pada produk dan warnanya menjadi keemasan
atau kecoklatan.
Pengasapan ikan dilakukan dengan tujuan : a).
Untuk mengawetkan ikan dengan memanfaatkan bahan-bahan alami; b). Untuk memberi
rasa dan aroma yang khas.
KRITERIA
MUTU SENSORIS IKAN ASAP
1.
Penampakan
: Permukaan mutu ikan asap cerah, cemerlang, dan mengkilap. Apabila kusam dan
suram menunjukkan bahwa ikan yang diasap sudah kurang bagus mutunya atau karena
perlakuan dan proses pengasapan tidak dilakukan dengan baik dan benar. Tidak
tampak adanya kotoran berupa darah yang mengering, sisa isi perut, abu, atau
kotoran lainnya. Adanya kotoran semacam itu menjadi indikasi kalau pengolahan
dan pengasapan tidak baik. Apabila pada permukaan ikan terdapat deposit kristal
garam maka hal itu menunjukkan bahwa penggaraman terlalu berat dan tentu
rasanya sangat asin. Pada ikan asap tidak tampak tanda-tanda adanya jamur atau
lendir.
2.
Warna
: Ikan asap berwarna cokelat keemasan, cokelat kekuningan, atau cokelat agak
gelap. Warna ikan asap tersebar merata. Adanya warna kemerahan disekitar tulang
atau berwarna gelap dibagian perut menunjukkan bahwa ikan yang diasap sudah
bermutu rendah.
3.
Bau
: Bau asap lembut sampai cukup tajam, tidak tengik, tanpa baubusuk, tanpa bau
asing, tanpa bau asam, dan tanpa bau apek.
4.
Rasa
: Rasa lezat, enak, rasa asap terasa lembut sampai tajam, tanpa rasa getir atau
pahit, dan tidak berasa tengik.
5.
Tekstur
: Tekstur kompak, cukup elastis, tidak terlalu keras (kecuali produk tertentu
seperti ikan kayu), tidak lembek, tidak rapuh, tidak lengket. Hendaknya kulit
ikan tidak mudah dikelupas dari dagingnya.
ALAT
·
Pisau
·
Talenan
·
Baskom
·
Timbangan
·
Keranjang
BAHAN
·
Ikan
lele
·
Kayu
·
Garam
PROSES
PENGOLAHAN
1.
Penyiangan dan Pencucian
Sebelum diasap, ikan dicuci terlebih
dahulu untuk menghilangkan kotoran, sisik yang lepas, dan juga lendir. Kemudian
ikan disiangi dengan cara membelah bagian perut sampai dekat anus seperti diperlihatkan
pada. Apabila diperlukan, kepala ikan dipotong. Kalau ukuran ikan cukup besar
dan berdaging tebal, sebaiknya ikan dibelah membentuk kupu-kupu, diambil
dagingnya saja, atau dibentuk sesuai dengan kebiasaan yang dilakukan untuk
mencirikan produk.
Gambar. Penyiangan
ikan lele
2.
Penggaraman
Perendaman dalam larutan garam atau
penggaraman sering kali memang diperlukan karena memiliki banyak fungsi, di
antaranya membantu memudahkan pencucian dan penghilangan lendir, memberikan
cita rasa produk yang lebih lezat, membantu pengawetan, membantu pengeringan,
dan menyebabkan tekstur daging ikan menjadi lebih kompak.
3.
Penggantungan dan penyusunan ikan
Ikan yang sudah tiris disusun di dalam
alat pengasap. Cara penyusunan ikan, misalnya mendatar di atas rak, akan
menentukan ikan asap yang dihasilkan. Cara tersebut cocok untuk ikan-ikan kecil
atau fillet ikan. Namun, dengan posisi itu kontak antar asap dan ikan kurang
merata. Bagian bawah akan lebih banyak menerima panas dan asap sehingga ikan
perlu dibalik.
Gambar. Cara
menggantung dan menyusun ikan
4.
Pengasapan
Pengasapan panas pada dasarnya terdiri
atas tiga tahapan. Tahap pertama merupakan tahap pengeringan awal yang
berlangsung sedikit di atas suhu ruang. Tahap kedua merupakan tahap pematangan
pertama, sedangkan tahap ketiga merupakan pematangan akhir. Perlu diperhatikan
bahwa sebaiknya tidak mengasap ikan secara langsung pada suhu tinggi sebab
daging ikan akan cepat matang, tetapi teksturnya masih lunak. Akibatnya,
pengeringan berjalan lambat dan ikan mudah patah.
Gambar. Pengasapan
ikan
5.
Pengemasan
Setelah pengasapan selesai, ikan dibiarkan
dingin hingga sama dengan suhu ruangan. Sebaiknya tidak mengemas produk selagi
masih panas atau hangat karena akan mengembun dan ikan cepat rusak ditumbuhi
jamur. Ikan asap harus dibiarkan dingin, misalnya dengan cara ditempatkan pada
ruangan terbuka dan bersih. Kipas angin dapat digunakan untuk membantu
mendinginkan ikan asap, asalkan terjadinya kontaminasi oleh kotoran dapat
dicegah. Melalui cara itu, ikan asap sudah cukup dingin dalam waktu 1–2 jam.
Gambar. Ikan lele
asap
6.
Penyimpanan
Penyimpanan ikan asap akan sangat berperan
penting dalam distribusi dan pemasarannya. Jika penyimpanan juga pengemasan
tidak baik maka ikan asap akan cepat rusak sehingga daya jangkau pasarnya
rendah. Untuk jangkauan distribusi yang luas, penggunaan suhu rendah selama
penyimpanan tampaknya sudah saatnya diterapkan dan tidak dapat dihindari lagi.
No comments:
Post a Comment