ALAT
Peralatan yang diperlukan dalam pembuatan kaki
naga ini terdiri dari pisau, telanan, food processor, blender, baskom,
timbangan digital, meja kerja, sendok, wadah perebusan, freezer dan kompor gas.
BAHAN
Adapun bahan yang diperlukan dalam membuat
kaki naga ikan adalah : Ikan Lele, Tepung Tapioka, Garam, Gula dan Sorbitol,
Bawang Merah, Bawang Putih, Lada, dan Telur.
PROSES
PENGOLAHAN
1.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan cara membuang
kepala dan isi perut, sebelum daging dipisahkan, karena kepala dan isi perut
mengandung lemak dan enzim protease yang dapat menurukan kemampuan gel, disamping
itu isi perut banyak mengandung bakteri dan juga dapat menggelapkan warna
dagingnya. Pada tahap penyiangan, kepala, kulit dan isi perut dibersihkan untuk
mengurangi kontaminasi oleh bakteri. Penyiangan ikan merupakan cara untuk mempertahankan
kesegaran ikan, karena insang, isi perut dan sisik, ini merupakan sumber
bakteri pembusuk.
2.
Pencucian
Proses selanjutnya adalah pencucian. Ikan
dicuci dalam air mengalir agar sisa kotoran yang masih menempel pada daging
ikan terbuang. Tujuan pencucian untuk menghilangkan kotoran-kotoran dan
pencucian menggunakan air bersih, juga dapat mengurangi jumlah bakteri yang ada
dikulit ikan dan pencucian dilakukan dengan air mengalir.
3. Pemfilletan
Ikan yang telah disiangi dan dicuci
kemudian difillet yaitu mengambil dan memisahkan daging dari kulit tulang ikan.
Pemfilletan ini dilakukan dengan cara ikan diletakan diatas wadah, kemudian
disayat memanjang dengan pisau pada ekor hingga kearah kepala, daging fillet
diletakkan didalam wadah diberi es curai untuk mencegah peningkatan suhu dan
menghambat pertumbuhan bakteri. Cara yang paling penting dan mudah untuk
mendinginkan ikan adalah dengan menggunakan es. Es harus dicampur dengan ikan
dengan perbandingan bahan baku ikan 1: 2 sehingga permukaan ikan bersinggungan
dengan es.
4. Pengerikan
Tujuan dari pengerikan daging lele yaitu
untuk menghasilkan daging ikan tanpa tulang dan kulit yang nantinya akan
memudahkan dalam proses penggilingan. Pengerikan dilakukan dengan menggunakan
sendok makan, agar semua daging dapat diambil. Pengerikan lumatan daging
diletakkan diwadah yang dialasi dengan es, untuk mencegah pertumbuhan bakteri.
5. Penggilingan
daging ikan
Daging lele yang sudah terpisah dari
tulang dan kulit dimasukan kedalam food prossesor untuk digiling sehingga
berbentuk pasta. Daging ikan kemudian dilumatkan dengan menggunakan gilingan
(Food processor), ± 10 menit, selanjutnya. daging digiling. Pada saat
penggilingan harus diberikan garam secukupnya, garam diberikan pada awal
penggilingan berguna untuk meningkatkan pembentukan gel pasta ikan.
Gambar.
Penggilingan dengan food processor
5. Pencucian
daging (leaching)
Proses pencucian meliputi pencucian daging
ikan yang dilumatkan dengan air es (air dingin). Dan diberi garam ( ± 0,3 %). Perbandingan ikan dengan
air dingin 1: 3 dan perendaman dilakukan selama 15 menit sambil diaduk-aduk. Tujuan
dari pencucian ini adalah untuk memperbaiki warna daging. Hasil pencucian daging menjadi membentuk gel
(kenyal), proses pencucian ini akan
dapat memperbaiki gel dan juga memperbaiki warna daging. Pencucian akan
menghilangkan kandungan protein sakroplasma yang dapat larut dalam air yang
tidak bisa membentuk gel, enzim protease, darah atau warna yang dapat merusak
penangkapan lemak komponen utama yang menyebabkan oksidasi lemak dan denaturasi
protein. Leaching adalah suatu proses yang terjadi pada saat pencucian daging
lumat yaitu proses terekstraknya actin dan myosin yang teksturnya seperti jala,
masa ini di sebut sol yang sifatnya lengket. Pencucian dengan air sangat
diperlukan dalam pembuatan surimi, karena dapat menunjang kemampuan untuk
pembentukan gel, dan menghambat denaturasi protein akibat pembekuan. Selama
pencucian daging ikan dibersihkan dari darah, lemak, lendir dan protein yang
larut dalam air, dengan cara ini warna dan bau daging menjadi lebih baik
disamping kandungannya aktomiosinnya meningkat yang dibuat dengan proses
pencucian sehingga secara nyata dapat memperbaiki sifat elastisitas produk. Pencucian
dengan air es merupakan tahap yang paling penting dalam
pembuatan surimi, karena dalam proses
pencucian ini komponen nitrogen terlarut, darah dan juga lemak yang ada pada
daging lumat akan terbuang, sedangkan protein myofibliar menjadi pekat,
sehingga kemampuan membentuk gel meningkat. Air yang digunakan untuk pencucian
haruslah air dingin. Pencucian dengan air kran dapat merusak tekstur dan
mempercepat degradasi lemak, sedangkan pencucian dengan air laut dapat
meningkatkan kehilangan protein. Pencucian berulang dilakukan dengan penambahan
hancuran es pada saat pencucian agar suhu tetap stabil sekitar 10oC.
Gel berbentuk rekat hasil pencucian mengubah daging bewarna putih, tidak berbau,
tidak berlemak dan kenyal, adanya asam amino actin dan myosin yang banyak
terkandung dalam protein daging ikan. Apabila protein daging ikan yang sedang
dilumatkan ditambah dengan garam (NaCl), maka actin dan myosin ini akan terekstrak
dalam bentuk actomyosin yang teksturnya seperti jala. Masa ini disebut sol,
yang sifatnya lengket dan adesing, apabila masa sol ini dipanaskan maka akan terbentuk
gel, yang memberikan elastisitas.
6. Pencampuran/Pengadonan
Daging yang sudah berbentuk pasta
dimasukkan kedalam food processor untuk dilakukan pengadonan dengan penambahan
bahan baku lainnya seperti tepung terigu, maizena, susu dan telor yang berguna
untuk menjaga kualitas kekenyalan kaki naga. Bumbu-bumbu dimasukkan bumbu
berupa garam, bawang merah, bawang putih, merica yang sebelum sudah
dihancurkan. Ditambahkannya telur pada adonan akan membuat adonan menjadi
lembut. Telur mempunyai sifat sebagai pengikat komponen-komponen, pengikat
udara, membuat kokoh adonan, mengembangkan adonan. Waktu pengadonan dilakukan
kurang lebih selama 20 menit..
7. Pencetakan
Pencetakan adonan digunakan menggunakan
tangan dan sendok atau garpu. Proses pencetakan harus dilakukan dengan cepat,
adonan yang telah dicetak langsung dimasukkan kedalam pengukusan untuk dimasak.
8. Pengukusan
Kaki naga, kemudian dikukus lebih kurang
10-15 menit sampai adonan tersebut kenyal dan berbentuk keras. Kaki naga
didinginkan dengan cara diangi-anginkan kemudian dilanjutkan dengan penusukan
stik dan pencelupan kedalam tepung roti. Kaki naga yang telah dikukus akan
terlihat mengembang. Hal ini disebabkan terjadinya proses koagulasi pada
protein yang terdapat pada daging dan telur. Telur mengandung sebagian besar
protein dan lemak.Sebagai emulsefier bahan yang digunakan untuk menstabilkan
emulsi, yang berfungsi menjaga agar butir lemak, minyak tetap tersupensi
didalam air dan kolestrol dapat memberikan struktur berongga yang lebih tinggi
karena mempunyai kemampuan mengikat udara yang lebih besar. Telur juga
meningkatkan volume, memperbaiki kenampakan pada produk. Proses pemanasan akan
memperluas gelembung udara, mengkaogulasi protein dalam telur dan membuat kokoh
adonan.
9. Pelumuran
dengan tepung roti
Tahap pelumuran dilakukan secara manual,
sebelum dilumuri dengan tepung roti, kaki naga terlebih dahulu dicelupkan
kedalam telur, hal ini bertujuan untuk meningkatkan daya rekat kaki naga
terhadap tepung roti. Pelumuran dengan tepung roti juga berfungsi untuk memberikan kerenyahan
produk sehingga membuat produk tersebut lebih enak dan lezat.
10.
Pengemasan
Pembekuan merupakan salah satu cara
memperlambat terjadinya proses penurunan mutu baik secara autolitis,
bakteriologis atau oksidasi dengan suhu dingin. Pembekuan dimaksudkan untuk
mengawet sifat-sifat alami dari ikan. Prinsip-prinsip dasar dari pembekuan
adalah mengenyahkan panas dari ikan dengan kelajuan tinggi artinya waktu yang
lebih singkat, sehingga ikan tidak mengalami perubahan mutu, yang berarti dalam
mencapai suhu rendah penyimpanan dan dapat mengawet ikan dalam waktu panjang
selama penyimpanan beku dan distribusi. Alat pembekuan yang digunakan untuk
pembekuan produk olahan ini adalah frezzer
dengan suhu berkisar -20°C.
11. Penggorengan
Untuk menggoreng kaki naga: panaskan
minyak goreng (suhu 170oC), goreng kaki naga selama 4 – 5 menit.
Bisa juga dimasak dengan oven atau microwave, sajikan panas-panas dengan saus
tomat atau sambal.
No comments:
Post a Comment