POTENSI
Salah satu jenis ikan yang mempunyai
potensi untuk dikembangkan adalah ikan lemuru (Sardinella lemuru). Perikanan
lemuru termasuk salah satu jenis perikanan ekonomis penting di Indonesia karena
peranannya dalam perbaikan gizi masyarakat, peningkatan pendapatan masyarakat
nelayan dan masih dalam jangkauan daya beli
masyarakat. Ikan lemuru merupakan salah
satu jenis ikan pelagis yang distribusinya berada di seluruh perairan Indonesia
dengan kontribusi terbesar berada di Selat Bali,
yaitu di sekitar Muncar dekat Banyuwangi
(Jawa Timur), bahkan Muncar disebut-sebut sebagai ”kota ikan lemuru” dan dalam
skala kecil juga di Desa Cupel serta Pengambengan. Perikanan lemuru terutama terdapat di pantai
utara Jawa, Tegal, Pekalongan, selatan Sumbawa dan timur Sumba. Penyebaran yang
luas berawal dari Kepulauan Filipina ke barat sampai India serta terus ke barat
sampai ke pantai timur Afrika.
DISTRIBUSI/PENYEBARAN
Ikan Lemuru merupakan ikan musiman artinya
pada musim-musim tertentu ikan lemuru muncul dalam jumlah besar di daerah
perairan tertentu dan kembali menghilang meninggalkan daerah itu ke lain tempat
yang belum diketahui. Daerah penangkapan ikan lemuru yang sudah diketahui ialah
perairan Selat Bali yang berbatasan dengan Samudera Hindia. Ikan Lemuru
biasanya muncul di selat Bali pada bulan September - Oktober dengan ukuran
kecil. Lama kelamaan jumlahnya semakin banyak dan mencapai puncaknya pada bulan
Desember - Januari dan ukurannya
pun semakin besar. Ukuran lemuru yang
cukup banyak ditemukan pada akhir musim lemuru sekitar Februari atau Maret.
Setelah Maret ikan lemuru ini kemudian lenyap seakan-akan tanpa meninggalkan
bekas dan baru akan muncul lagi pada musim berikutnya. Datangnya musim lemuru
di Selat Bali umumnya bersamaan dengan musim hujan. Musim hujan di Selat Bali terjadi pada musim barat
laut yaitu pada bulan Desember sampai Februari.
Penyebaran dari ikan lemuru di luar
perairan Indonesia adalah dari kepulauan Filipina ke Barat sampai ke India dan
Barat sampai pantai timur Afrika, sedangkan di perairan Indonesia konsentrasi
terbesar terdapat di Selat Bali dan sekitarnya. Di perairan Selat Bali
penyebaran dari pada ikan lemuru mempunyai batasan wilayah tertentu. Ke arah barat pada waktu musim lemuru sampai
di Teluk Grajagan, sedangkan di daerah Pulau Bali dari Candikusuma ke tenggara
sampai semenanjung Bukit.
Besarnya konsentrasi ikan ini di perairan
sekitar Selat Bali mempunyai arti tersendiri bagi wilayah di sekitarnya
terutama di pesisir Jawa Timur dan Bali khususnya Muncar, karena mempengaruhi
usaha dan kegiatan ekonomi masyarakat setempat. Ratusan kapal dan perahu
berbagai ukuran beroperasi di daerah ini. Juga puluhan perusahaan pengolahan
yang mengusahakan pengasinan, pemindangan, penepungan dan pengalengan bermukim
di sini.
PEMANFAATAN
Pemanfaatan ikan Lemuru sebagai bahan
olahan hasil perikanan biasanya tidak banyak berkembang dari tahun ketahun.
Pada umumnya ikan Lemuru diolah menjadi:
1.
Ikan
Asin/penggaraman,
2.
Ikan
Pindang,
3.
Ikan
Kaleng,
4.
Minyak
ikan
5.
Tepung
ikan, dan
6.
Silase
ikan.
Selain pemanfaatan sebagai makanan, ikan
Lemuru juga diolah menjadi pakan ternak seperti contohnya adalah tepung ikan
dan pelet ikan. Dalam pengolahan ini, bahan baku yang digunakan adalah sisa
hasil olahan seperti kepala, insang dan isi perut yang merupakan limbah
pengolahan. Berdasarkan penelitian, pengolahan yang paling populer yang
dilakukan dalam memanfaatkan ikan Lemuru adalah pengalengan karena prospek pemasarannya
sangat besar hingga pasar ekspor.
MORFOLOGI
DAN KLASIFIKASI
Ikan lemuru (Sardinella lemuru) merupakan
ikan pelagis kecil yang berlemak. Tanda-tanda umum yang bisa dilihat pada
lemuru tersebut adalah memiliki tubuh memanjang dengan warna kuning keemasan
pada garis badannya. Badannya langsing
dengan warna biru kehijau-hijauan pada bagian punggung dan keperak-perakan pada
bagian bawahnya. Memiliki panjang kepala
yang lebih pendek (26-29%) dari panjang baku. Makanan utamanya adalah
plakton. Untuk itu, ikan ini dilengkapi
dengan tapis insang (gill raker) untuk menapis atau menyaring plankton
makanannya, yang berjumlah
(51-153)+(77-188). Memiliki jari-jari
lunak sirip punggung D 13-21 dan jari-jari lunak sirip anal A 12-23. Sardinella
lemuru ini mempunyai jari-jari sirip perut yang berbeda dengan species
Clupeidae lainnya dari Samudra Hindia bagian Timur dan Samudra Pasifik bagian
barat. Sirip ekor bercagak, sirip-siripnya tembus cahaya dan moncongnya agak
kehitaman.
Secara morfologi tanda-tanda umum ikan
lemuru adalah :
·
Bentuk
badan bulat memanjang, bagian perut agak menipis dengan sisik-sisik duri yang
menonjol dan tajam,
·
Warna
badan bagian atas biru kehijauan, sedangkan bagian bawah putih keperakan,
·
Terdapat
noda samar-samar di bawah pangkal sirip punggung bagian depan, sirip lainnya
tembus cahaya,
·
Moncong
agak kehitam-hitaman,
·
Panjang
ikan dapat mencapai 23 cm, namun umunya 17-18 cm.
Adapun klasifikasi ikan lemuru secara
taksonomi diklasifikasikan sebagai berikut :
Phylum :
Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Ordo :
Clupeiformes
Subordo :
Clupeoidei
Famili : Clupeidae
Genus : Sardinella
Species :
Sardinella lemuru
Nama Inggris : Bali
Sardinella
PROSES
PENGOLAHAN
1.
Potong
bagian ikan, pisahkan kulit dan daging dengan bantuan pisau.
2.
Kukus
daging hingga matang dan dinginkan setelah itu daging disuwir-suwir dengan
garpu hingga halus.
3.
Siapkan
bumbu-bumbu, haluskan ketumbar, bawang putih, bawang merah, jahe,
lengkuas.Tumis bumbu halus tersebut dengan minyak goreng hingga harum,
tambahkan sereh dan daun salam, kemudian tambahkan air asam jawa, garam, gula
pasir dan gula merah.
4.
Masukkan
daging lele yang sudah dihaluskan, masak dan aduk hingga bumbu meresap.
5.
Panaskan
minyak goreng dalam wajan, goreng daging lele sedikit demi sedikit hingga
kecoklatan, angkat dan tiriskan.
No comments:
Post a Comment