Friday, August 10, 2018

PEMIJAHAN IKAN GURAME


PENDAHULUAN

Pada pembudidayaan ikan gurami, usaha pembenihan memegang peranan penting dalam penyediaan benih yang akan dibesarkan sampai ukuran konsumsi. Selama ini, salah satu kendala terbesar dalam usaha pembenihan gurami di kolam adalah tingginya tingkat mortalitas, terutama dari larva hasil tetasan sampai benih ukuran 1 cm. 

PERSIAPAN KOLAM PEMIJAHAN

Persiapan kolam untuk pemijahan induk ikan gurami meliputi :

1. Pengeringan kolam
Pengeringan kolam pemijahan dilakukan selama 2 – 3 hari. Tujuan dari pengeringan kolam ini adalah untuk membunuh hama dan sumber penyakit serta menghilangkan nitrit yang ada di dasar kolam. Hama pengganggu di kolam dapat berupa ular air, keong mas, cacing , ikan-ikan liar dll, sedangkan sumber penyakit dapat berupa bakteri yang dapat diberantas atau dikurangi dengan cara penjemuran kolam. Tujuan pengeringan kolam yang lain adalah untuk memberikan suasana baru bagi gurami, karena tanah yang kering akan memiliki bau yang khas saat terendam air yang akan merangsang induk ikan untuk memijah. Setelah dikeringkan, kolam diisi air dengan ketinggian air kolam 0,75 - 1 m. Air dibiarkan + 4 hari agar tumbuh kelekap (plankton) di pinggir-pinggir kolam sebagai persediaan pakan bagi induk gurami, dan induk siap dimasukkan ke kolam pemijahan.

2. Pembersihan Pematang dari Rumput-rumput Liar
Rumput-rumput yang tumbuh di pematang kolam dibersihkan agar tidak dijadikan tempat penempelan sarang telur oleh induk gurami. Selain itu rumput yang dibiarkan tumbuh liar di pinggir pematang juga dapat menjadi tempat persembunyian hama pengganggu.

3. Pengisian Air Kolam
Kolam diisi air setinggi 70 – 100 cm karena gurami memang memiliki tubuh yang lebar (tinggi). Gurami juga merupakan ikan yang hidup di perairan dasar (dalam) dan suka bergerak secara vertikal (naik turun), kadang muncul ke permukaan dan menyembulkan kepalanya ke atas permukaan air bila perairan miskin oksigen, sehingga gurami memerlukan perairan yang airnya relatif dalam bagi pergerakannya tersebut.

4. Memasang kerangka sarang dan bahan pembentuk sarang.
Kerangka sarang (sosog) dipasang pada pematang yang sepi, tidak banyak orang berlalu-lalang agar induk gurami tidak terganggu, sedang bahan pembentuk sarang dipasang tidak jauh dari sosog untuk memudahkan induk gurami membuat sarangnya. Kerangka sarang dan bahan pembentuk sarang yang digunakan dapat dilihat pada gambar :

Gambar. Sosog dari bahan bambu

Gambar. Sosog dari bahan plastik

Induk gurami akan membuat sarangnya sendiri untuk meletakkan telurnya, sehingga petani atau pembudidaya ikan harus mempersiapkan bahan yang dapat dijadikan sarang oleh induk gurami pada kolam pemijahan. Kerangka sarang (sosog) dibuat dari bambu yang dianyam berbentuk kerucut. Sosog dipasang dengan cara menancapkan tangkainya pada pematang kolam. Posisi sosog yang baik adalah terendam air sedalam 10 – 30 cm, untuk  memudahkan pengawasan dan pemanenannya. Selain itu juga untuk menjaga agar telur yang berada dalam sarang tidak terlalu banyak terkena partikel lumpur. Satu ekor induk betina, biasanya hanya membutuhkan satu sarang untuk meletakkan telur, namun dalam kolam pemijahan sebaiknya dipasang 3 – 4 buah kerangka sarang (sosog) agar induk gurami mudah menentukan pilihannya.

Tidak jauh dari sosog, dibuat para-para dari bambu untuk meletakkan ijuk, sabut kelapa atau bahan sejenis yang dapat dijadikan sarang oleh induk gurami. 
     
SELEKSI INDUK GURAME

Gurami yang akan dijadikan induk berumur kurang lebih 4 tahun dengan berat 2 – 3 kg untuk jantan, dan umur minimal 3 tahun dengan berat 2 – 2,5 kg untuk betina. Bobot gurami yang pantas untuk dijadikan induk adalah 1,5 – 2 kg/ekor. Masa produksi optimal induk betina berlangsung selama 5 – 7 tahun. Semakin tua umur induk gurami, jumlah telur yang dihasilkan semakin menurun, tetapi kualitas telurnya semakin baik. Ciri-ciri fisik induk jantan dan betina pada ikan gurami dapat dilihat pada tabel berikut :  

Induk gurami jantan
Induk gurami betina
Dahi menonjol ( nonong )
Dahi lebih rata (tidak ada tonjolan)
Dagu tebal ( lebih menonjol )
Dagu tidak menebal
Perut meruncing
Perut membundar
Susunan sisik normal (rebah)
Susunan sisik agak membuka
Gerakan lincah
Gerakan agak lamban
Tabel. Ciri-ciri secara fikik induk ikan gurame

Adapun persyaratan induk ikan gurami sesuai Standar Nasional Indonesia harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a.       Warna : badan berwarna kecoklatan dan bagian perut berwarna putih keperakan atau kekuning-kuningan.
b.      Bentuk tubuh : pipih vertikal.
c.       Asal : hasil pembesaran benih sebar yang berasal dari induk ikan kelas induk dasar.
d.      Kesehatan : anggota atau organ tubuh lengkap, tubuh tidak cacat dan tidak ada kelainan bentuk, alat kelamin tidak cacat (rusak), tubuh bebas dari jasad patogen, insang bersih, tubuh tidak bengkak/memar dan tidak berlumut, tutup insang normal dan tubuh berlendir.

PEMIJAHAN

Induk dapat dipelihara pada kolam tembok/ tanah, baik secara massal maupun berpasangan dengan sistem sekat. Kolam pemeliharaan induk sekaligus berfungsi untuk kolam pemijahan dengan kepadatan penebaran 1 ekor/m2.

Untuk kegiatan pemijahan dapat menggunakan perbandingan induk jantan : betina = 1 : 3-4. Pakan yang diberikan berupa pelet terapung (kadar protein ± 28% sebanyak 2% biomass/hari dan daun sente/talas sebanyak 5% bobot biomass/hari.

Untuk memudahkan induk jantan membangun sarang, kolam induk diberi tempat dan bahan sarang. Tempat sarang berupa keranjang plastik bulat diameter 20-25 cm atau tempat lain yang serupa yang ditempatkan pada kedalaman 10-15 cm dibawah permukaan air. Bahan sarang berupa sabut kelapa, ijuk atau bahan lain yang dapat dibuat sarang yang ditempatkan dipermukaan air sekitar tempat sarang. Ikan jantan yang sudah memijah akan membangun sarang untuk menampung telur dari induk betina. Biasanya, induk jantan memerlukan waktu 1-2 minggu untuk membangun sarang. Pada pemijahan secara massal, dapat disediakan sarang sejumlah induk jantan yang ada dengan jarak antarsarang sekitar 1-2 m. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya persaingan dalam membangun sarang.

Gambar. Kolam pemijahan

Induk gurami akan melakukan pemijahan jika kedua induk siap dan kondisi memungkinkan. Induk jantan akan mencari tempat yang aman dan tenang untuk membuat sarang sebagai tempat menyimpan telur, dengan memungut bahan sarang (ijuk, sabut kelapa dll) yang telah dipersiapkan di atas permukaan kolam.

Selanjutnya bila sarang sudah siap, induk yang akan memijah saling berkejar-kejaran dan induk betina akan mengeluarkan telur dalam sarang, kemudian akan dibuahi oleh induk jantan. Sarang yang telah berisi telur dapat ditandai bila pada permukaan air di atas sarang terdapat lapisan minyak, atau dengan cara menusuk sarang dengan lidi. Jika lidi yang ditusukkan mengandung minyak, atau muncul minyak dari dalam sarang ke permukaan air, maka bisa dipastikan sarang tersebut telah berisi telur. Lapisan minyak tersebut berasal dari telur-telur yang pecah. Selain itu sarang yang telah berisi telur biasanya tertutup bahan sarang ( ijuk ) yang dibuat oleh induk jantan, dan induk jantan akan menjaga sarang tersebut. Sarang yang telah berisi telur dipindahkan ke dalam waskom atau ember untuk diambil telurnya dan selanjutnya memindahkan telur ke tempat penetasan.

No comments:

Post a Comment