LOKASI
PEMBESARAN UDANG GALAH
Lokasi budidaya yang baik akan mendukung
keberhasilan usaha budidaya. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam
penentuan lokasi budidaya/ pembesaran udang galah adalah sebagai berikut: a).
Jenis tanah : lumpur berpasir; b). Air memadai untuk pengelolaan budidaya
dengan sistim air mengalir (flow-through system); c). Akses dan komunikasi
baik; d). Mudah memperoleh sarana produksi (saprodi); e). Tenaga kerja
tersedia; f). Keamanan terjamin.
FASILITAS
Kolam yang dipergunakan adalah kolam
tanah, dengan ukuran sebaiknya minimal 500 m2. Sumber air harus
mempunyai kualitas yang baik dan mencukupi kebutuhan untuk pengelolaan air
kolam sistim mengalir (flow-through) dan tersedia sepanjang tahun. Kolam sebaiknya mempunyai kemalir, petak
penangkapan, dan dilengkapi dengan pipa pemasukan dan pipa pengeluaran. Ketinggian pematang paling tidak 1 m. Kolam sebaiknya tidak bocor atau rembes, karena
akan pengelolaan air akan terganggu. Meski kemalir atau caren tidak wajib ada,
namun demikian bagian yang lebih dalam ini bermanfaat untuk persembunyian udang
ketika cuaca panas, pengumpulan kotoran, dan membantu dalam proses pemanenan.
Selain kolam, sejumlah fasilitas pendukung antara lain adalah gudang pakan,
bahan dan peralatan lain sperti anco, timbangan, dll.
Gambar Contoh
desain kolam budidaya udang galah
TEKNIK PEMBESARAN
UDANG GALAH
Beberapa tahapan yang penting dalam mempersiapkan
kolam budidaya adalah sebagai berikut : a). Pengeringan kolam; b). Pengolahan
tanah dan perbaikan tanggul sewrta caren; c). Pengapuran : untuk tanah dengan
pH 6,5–7 :10 – 20 g/m2; sedang untuk tanah dengan pH 5 – 6 : 40 – 75
gram/m2; d). Pemupukan :
pupuk kandang 200–500 g/m2 dan urea dan TSP 5 – 10 g/m2; Setelah isi
air 3 hari; e). Pemasangan shelter; f). Pengisian air kolam, dilakukan secara
bertahap guna memberikan waktu berkembangnya pakan alami.
Gambar Persiapan
kolam
Gambar Contoh
shelter
PENEBARAN
BENIH
·
Penebaran
benih dilakukan satu minggu setelah persiapan kolam secara lengkap.
·
Benih
diperoleh dari Panti Benih (hatchery), diutamakan yang telah tersertifikasi.
·
Benih
berkualitas baik : ukuran seragam dan gerakannya lincah.
·
Benih
ditebar setelah melalui proses aklimatisasi
untuk menghindari stres pada udang.
PERAWATAN/PEMELIHARAAN
UDANG
1.
Pengelolaan pakan :
a). Pakan pellet komersial, dengan kandungan protein minimal 30%; b). Dosis :
tahap tokolan yaitu 10% dari berat biomasa, dan menurun pada tahap selanjutnya
hingga 3% dari berat total udang sesuai dengan umur udang yang dipelihara
sampai panen ukuran udang konsumsi yaitu size 20-30.
2.
Pengelolaan kualitas air : Secara garis besar meliputi : a). Sistim air mengalir
selelu dipertahankan; b). Dilakukan pemupukan ulangan bila densitas plankton
kurang optimal, yang ditandai dengan semakin cerahnya air; c). Kualitas air
yang perlu dimonitor adalah suhu, pH, dan DO; d). Suhu yang baik berkisar
antara 25-30 oC, pH sekitar 6,5-8,5, dan DO antara > 5 ppm.
CARA PANEN DAN
PENANGANAN PASCA PANEN
Setelah udang mencapai ukuran 20-30
ekor/kg, dilakukan pemanenan. Ada dua cara pemanenan yaitu : a). Panen sebagian;
b). Penen total. Panen sebagian dilakukan bila masih ada udang yang ukurannya
belum mencapai ukuran konsumsi/yang dikehendaki. Caranya adalah dengan menyurutkan air hingga kedalaman
20-30 cm, kemudian udang dipanen menggunakan waring dengan mata jaring 4
mm. Udang yang masih kecil (<30
ekor/kg) dikembalikan lagi untuk dilanjutkan pemeliharaannya. Panen total
dilakukan setelah udang mencapai ukuran 20-30 ekor/kg. Dalam pemanenan
sebaiknya kolam selalu dialiri air secukupnya agar kondisi udang tetap sehat.
Pengemasan dan pengangkutan udang hasil
panen bisa dilakukan dalam keadaan mati maupun dalam keadaan hidup. Dalam pengemasan dalam keadaan hidup, perlu dilakukan
penurunan suhu agar tingkat metabolisme menurun, dengan demikian menurunkan
tingkat aktifvitas udang dan menurunkan pengeluaran kotoran/feses. Pengemasan
udang dalam keadaan segar dilakukan dalam wadah dan dicampur es curah. Sebelum
dikemas, udang terlebih dahulu dicuci bersih. Penanganan/pengemasan dalam suhu
dingin (prinsip rantai dingin) dan bersih merupakan sebagian realisasi princip
penjagaan mutu udang segar yang sangat penting guna menjada mutu udang segar
yang tinggi. Pencucian dimaksudkan membersihkan
kotoran dan lendir yang merupakan sumber penyakit. Demikian pula suhu dingin untuk menghambat
tingkat kemunduran mutu baik secara mikrobiologis (berkembangnya organisme
pembusuk), maupun kemis (perombakan senyawa secara mimiawi). Proses pengepakan udang galah dalam keadaan
segar/fresh.
Gambar Pemanenan
udang
Gambar Pengemasan
dan pengangkutan
No comments:
Post a Comment