Friday, June 1, 2018

PEMBESARAN LELE DI KOLAM TERPAL


LOKASI UNTUK KOLAM TERPAL

Kolam terpal merupakan salah satu alternatif teknologi  budidaya yang diterapkan pada lahan sempit, lahan minim air, atau lahan yang tanahnya porous, terutama tanah berpasir. Artinya kolam terpal merupakan salah satu solusi untuk pengembangan budidaya ikan di lahan kritis dan sempit. Manfaat lahan sempit atau kritis untuk pembangunan kolam terpal perlu beberapa pertimbangan, antara lain :

1. Pertimbangan teknis
Kolam terpal dapat dibangun di beberapa tempat, termasuk di halaman rumah, bekas garasi mobil, atau bekas gedung. Beberapa faktor yang perlu di pertimbangkan dalam membangun kolam terpal adalah sebagai berikut : a) Ada sumber air untuk mengisi kolam terpal. Sumber air tersebut dapat berasal dari air sumur, air PAM, air hujan yang ditampung, dan lain-lain yang layak digunakan. Lebih ideal lagi jika kolam terpal mendapat pasokan dari sungai, saluran irigasi, waduk, atau danau; b) Ketinggian lokasi perlu diperhatikan karena terkait dengan suhu air. Untuk budidaya ikan lele, ketinggian yang cocok adalah 0-700 m dpl (diatas permukaan; c) Ukuran ikan lele yang hendak dipelihara perlu diperhatikan karena terkait dengan kedalaman air di dalam kolam, misalnya benih lele cocok dipelihara pada kedalaman air 30-40 cm. Untuk menampung air sedalam 40 cm, cukup dibuat kolam dengan ketinggian atau kedalaman sekitar 60 cm; d) Dasar tanah untuk peletakan kolam terpal harus rata, begitu pula kerangka yang digunakan tidak berbahaya tajam yang dapat membuat terpal sobek. Bila tanah tidak rata, sebaiknya diberi lapisan dari pelepah batang pisang  atau sekam padi. Selain berfungsi meratakan tanah, kedua bahan dapat menstabilkan suhu; e) Untuk kolam yang dibangun di daerah pemukiman penduduk, perlu dipikirkan penanganan limbah air kolam. Perlu diupayakan penampungan untuk buangan air limbah sehingga air limbah dari pemeliharran ikan dapat di olah lebih dahulu sebelum dibuang ke saluran umum. Selain itu, dapat pula membangun bak atau sumur resapan untuk menampung limbah yang di buang, atau membangun saluran permanen, yang terhubung langsung dengan sungai atau kanal besar.

2.  Pertimbangan sosial-ekonomi
Budidaya ikan lele di kolam terpal juga perlu pertimbangan faktor sosial- ekonomi, antara lain : a) Lokasi yang dipilih untuk memelihara lele dengan kolam terpal bukanlah lokasi sengketa. Sekalipun kolam terpal mudah dibongkar dan dipindahkan, namun sebaiknya lokasi yang dipersengketakan  tidak dipilih karena dapat merugikan; b) Dekat dengan daerah pengembangan budidaya ikan lele sehingga memudahkan memperoleh induk atau benih; c) Tersedia sarana dan prasaran trasportasi yang memadai untuk memudahkan pengadaan alat, bahan, trasportasi benih, hasil panen dan lain-lain; d) Adanya alat dan bahan disekitar lokasi  atau pengadaanya mudah; e) Pasar cukup terbuka untuk menampung produksi, baik baik pasar lokal maupun pasar ekspor, serta harga yang cukup memadai; f) Lokasi cukup aman dari berbagai gangguan, baik hewan-hewan liar maupun gangguan manusia (pencurian). Atau ada cara efektif untuk mengatasi gangguan tersebut; g) Adanya sumber energi listrik untuk penerangan dan kebutuhan lainya; h) Adanya dukungan dari pihak-pihak terkait, misalnya permodalan dan lain-lain. Untuk petani ikan kecil, dukungan juga dapat berupa penyuluhan teknis dan pemasaran hasil.

MEMBUAT KOLAM

Sesuai dengan namanya, kolam terpal adalah kolam yang keseluruhan bentuknya dari bagian dasar hingga sisi-sisi dindingnya menggunakan bahan utama berupa terpal. Selain berbentuk kolam tanah atau kolam tembok, kolam terpal juga dapat berbentuk bak, tetapi disokong dengan kerangka dari bambu, kayu, atau besi.

1. Jenis kolam terpal
Berdasarkan peletakannya, kolam terpal terdiri dari : a) Kolam terpal di atas permukaan tanah adalah kolam yang di bangun/dibuat diatas permukaan tanah tanpa menggali atau melubangi permukaan tanahnya.  Kolam terpal jenis ini lebih cocok dibangun di lahan yang miskin air, di tanah relatif datar, dan di tanah berpasir, tetapi luasnya mencukupi. Konstruksi kolam yang dibangun di atas permukaan tanah dapat menggunakan kerangka dari bambu, kayu, pipa besi, atau batako/batu bata; b) Kolam terpal di bawah permukaan tanah adalah kolam yang dibangun/dibuat di bawah permukaan tanah, yang dalam pembuatanya harus melubangi atau menggali tanah untuk
memendam sebagian atau seluruh kolam terpal. Bila kolam terpal yang dimasukkan ke dalam hanya sebagian saja maka keliling kolamnya harus diberi kerangka dari kayu, bambu, besi, atau batu bata untuk menyangga sisi atau tepi kolam.
 
2. Bahan dan Alat
Bahan-bahan untuk membangun/membuat kolam terpal mudah didapatkan di toko bahan bangunan. Demikian pula alat-alat tersebut merupakan alat-alat yang umum digunakan  dalam rumah tangga. Berikut beberapa bahan dan alat yang dibutuhkan untuk membuat kolam terpal.
a.       Plastik terpal
b.      Kayu, bambu, atau pipa
c.       Papan, seng, atau asbes
d.      Pipa paralon
e.       Paku kawat, dan tali
f.        Alat kerja berupa gergaji, parang, pahat, palu, gunting, cangkul, sekop, dan linggis.

KONSTRUKSI KOLAM

1.      Kolam terpal dengan kerangka bambu atau kayu adalah kolam terpal yang dibuat diatas permukaan tanah. Ukuran kolam disesuaikan denagan luas lahan yang tersedia. Umumnya, kolam yang dibuat disesuaikan dengan ukuran terpal, misalnya ukuran kolam 2 x 3 x 1 m, 4 x 5 x 1 m, 6 x 4 x 1 m, atau 4 x 8 x 1 m.
2.      Kolam terpal dengan kerangka pipa atau besi juga merupakan kolam terpal di atas permukaan tanah. Pembuatan kolam dengan kerangka pipa atau besi mirip pembuatan kolam terpal dengan kerangka bambu atau kayu. Teknik pembuatanya saja yang sedikit berbeda.
3.      Kolam terpal dengan dinding batako atau batu bata juga merupakan kolam terpal diatas permukaan tanah. Pembuatan kolam terpal seperti ini sangat sederhana karena hanya membutuhkan dinding penahan berupa batako atau batu bata. Pembuatan kolam terpal dengan batako atau batu bata sangat mudah karena hanya menyusun batako.
4.      Kolam terpal dengan dinding tanah adalah kolam terpal dibawah permukaan tanah. Biasanya kolam terpal ini di bangun pada tanah yang porous. Kelebihan kolam ini adalah suhu air lebih stabil dibandingkan kolam terpal yang dibangun diatas permukaan tanah.
5.      Kolam beton atau berlapis tanah atau terpal dapat berupa kolam yang dibangun di atas permukaan tanah atau di bawa permukaan tanah. Kolam beton yang berlapisi plastik biasanya mengalami retak atau bocor, sedangka tanah yang dilapisi plastik biasanya tanahnya porous atau kolam yang bocor. Berikut cara membuat kolam beton atau kolam tanah yang berlapis terpal.

PEMBERIAN PAKAN

Kegiatan budidaya lele dilakukan untuk menghasilkan lele konsumsi, permintaan dalam negeri biasanya berukuran 8-10 ekor/kg, sedangkan untuk ekspor rata-rata sekitar 2 ekor/kg. Jumlah benihnya yang di tebar rata-rata 100-300 ekor/m2 dengan kedalaman air sekitar 80-100 cm bisa sampai 500 ekor/m2 dengan pemberian probiotik. Lele diberi pakan pellet 3-4% dari bobot biomasa diberikan 2-3 kali sehari. Pellet yang diberikan kepada lele minimal mengandung protein 20%. Pakan dengan kandungan protein 25-28% cukup memadai untuk memacu pertumbuhan lele. Karena lele adalah ikan yang rakus maka dapat pula diberikan pakan tambahan berupa daging bekicot, ikan rucah, bangkai ayam yang telah direbus atau dibakar, dan daging hewan lainnya. Selama 2,5 bulan pemeliharaan, ikan dapat mencapai ukuran 8-12ekor/kg. Agar membuat ikan kebal terhadap serangan penyakit, dapat digunakan vitamin C dosis 250-500 mg/kg berat tubuh selama beberapa hari. Atau menggunakan probiotik sebagai imunostimulan, misalnya lipo polisakarida 10 mg/l untuk mempertahankan stamina ikan.

Gambar Kolam terpal dengan berbagai kerangka penahan

No comments:

Post a Comment