PENDAHULUAN
Peda merupakan salah satu produk olahan
tradisional yang dibuat dengan cara fermentasi. Fermentasi adalah proses
penguraian daging ikan oleh enzim yang akan memberikan hasil yang
menguntungkan. Proses fermentasi serupa dengan pembusukan, tetapi fermentasi ini
menghasilkan zat-zat yang memberikan rasa dan aroma yang spesifik. Terjadinya
fermentasi memerlukan syarat-syarat sebagai berikut : suasana lembab, adanya oksigen dalam jumlah terbatas
/ semi aerob dan adanya garam.
Jenis ikan yang dapat diolah menjadi ikan
peda antara lain ikan kembung ikan layang, selar, ikan mas, tawes, dan ikan
mujahir. Tetapi ternyata hasil yang paling baik adalah pindang ikan kembung.
Ciri-ciri peda yang baik antara lain
berwarna merah segar, tekstur dagingya masir, pHnya 6,0 – 6,4; rasanya khas
disebabkab adanya proses fermentasi. Pada umumnya konsumen lebih menyukai peda
merah. Hal ini disebabkan peda yang berwarna merah memiliki kandungan lemaknya
lebih tinggi yang dapat mempengaruhi cita rasa peda. Kandungan lemak peda merah
berkisat antara 7-14% yang memberikan rasa gurih. Warna merah merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi daya tarik konsumen. Disamping itu tekstur peda
merah biasanya lebih masir dibandingkan peda putih.
Cara pengolahan ikan peda sangat
bervariasi. Namun secara umum, tahapan pembuatan peda antara lain : adanya
sortasi terhadap bahan baku, proses, penggaraman, fermentasi, dan pematangan.
Untuk pembuatan peda secara tradisional,
waktu pematangan tidak terlalu lama, sehingga cita rasa yang dihasilkan tidak
terlalu tajam. Pada pembuatan peda skala laboratorium, telah diadakan beberapa
usaha untuk meningkatkan mutu peda, yaitu menambah waktu fermentasi dari tiga
hari menjadi lima hari, membersihkan
ikan dengan larutan garam 10%, penambahan
antioksidan, memperpanjang waktu pematangan menjadi 60 hari, menyimpan dalam
wadah plastik yang terjamin kebersihannya, memberikan tambahan nutrisi bagi
mikroba fermentasi dan penambahan starter pada pembuatan peda.
Kesegaran ikan sangat mempengaruhi mutu
hasil akhir, maka ikan yang akan diolah menjadi peda harus segar karena ikan
yang sudah busuk akan menghasilkan peda bermutu rendah dan akan membahayakan
kesehatan. Pada dasarnya semua jenis ikan dapat diolah menjadi peda, akan
tetapi umumnya ikan yang digunakan sebagai bahan baku peda adalah ikan kembung
(Restrelliger spp). Di kenal dua jenis peda yaitu peda merah yang dibuat dari
ikan kembung betina (Restrellinger neglegtus) dan peda putih yang dibuat dari
ikan kembung ikan jantan ( Restrelliger kanagorta).
Garam yang digunakan harus mempunyai
kemurnian tinggi,artinya mengandung garam NaCl tinggi minimal 98%. Bila garam
yang digunakan mengandung garam-garam calcium dan magnesium lebih dari 1% maka
akan
menghasilkan peda yang kurang baik.
ALAT
Ø
Bak
/pan plastic/ember
Ø
Pendil/peti
Ø
Timbangan
Ø
Rak
penirisan
Ø
Merang
/ daun pisang kering
Ø
Pemberat
(kayu, batu)
BAHAN
Ø
Ikan
kembung 10 kg
Ø
Garam
2,5 kg
CARA
PENGOLAHAN
1.
Cuci
ikan dan timbang beratnya untuk menentukan banyaknya garam yang digunakan. Umumnya
garam yang digunakan 25 – 30% dari berat ikan.
2.
Campurkan
ikan dan garam, kemudian susun ikan dalam bak/pan plastik selapis demi selapis
dengan diselingi garam
3.
Pada
permukaan paling atas diberikan lapisan garam lebih tebal ( +1 jam),tutup dengan
penutup dari pepen / tampah dan beri pemberat. Simpan di tempat yang bersih dan
sejuk selama 3 – 6 hari.
4.
Bongkar
ikan, kemudian cuci dengan air dan tiriskan pada rak peniris
5.
Jemur
/ angin-anginkan sampai ikan kelihatan kesat / padat
6.
Lumuri
ikan dengan garam dan susun berlapis dalam pendil / peti yang telah dialasi
merang atau daun pisang kering.
7.
Tutuplah
bagian atas dengan merang / daun pisang kering dan diberi pemberat di atasnya
8.
Pada
saat pengepakan harus rapat, jangan sampai oksigen masuk.
9.
Simpan
di tempat yang bersih selama 10 s.d 15 hari untuk proses fermentasi sampai
tercium bau peda.
No comments:
Post a Comment