PENDAHULUAN
Karamba adalah wadah sebagai tempat pembesaran ikan yang biasanya
diletakan di badan air (perairan). Secara umum karamba lebih mudah mengurusnya
Produksi per satuan luas luas lebih tinggi karamba jaring apung. Bagi nelayan
lebih dekat hubungannya dibanding dengan kolam, karena asal muasal karamba
adalah melakukan hasil tangkapan yang kemudian berubah ukuran atau tumbuh.
Karamba menjadi populer setelah ikan-ikan tawar dan laut dapat dibudidayakan.
PEMILIHAN
LOKASI
Sebelum kegiatanbudidaya terlebih dahulu
diadakan pemilihan lokasi. Pemilihan lokasi yang tepat akan menentukan
keberasilan usaha budidaya ikan kakap putih. Secara umum lokasi yang baik untuk
kepentingan budidaya adalah daerah teluk, lagoon dan pantai yang terletak
diantara dua pulau. Persyaratan fisik lain seperti: Perairan terlidung bebas pencemaran,
kedalam 5 – 7 meter, salinitas 27 – 32 ppt, osigen terlarut 7 – 8 ppm dan
tersediaanya sumber tenaga kerja.
SARANA
DAN ALAT BUDIDAYA
1.
Jaring : Jaring terbuat
dari bahan:
·
Bahan:
Jaring PE 210 D/18 dengan ukuran lebar mata 1 ~ 1,25‖, guna untuk menjaga
jangan sampai ada ikan peliharaan yang lolos keluar.
·
Ukuran:
3 m x 3 m x 3 m
·
1
Unit Pembesaran: 6 jaring (4 terpasang dan 2 jaring cadangan)
2.
Kerangka/Rakit: Kerangkan
berfungsi sebagai tempat peletakan kurungan.
·
Bahan:
Bambu atau kayu
·
Ukuran:
8 m x 8 m
3.
Pelampung: Pelampung
berpfungsi untuk mengapungkan seluruh sarana budidaya atau barang lain yang
diperlukan untuk kepentingan pengelolaan
·
Jenis:
Drum (Volume 120 liter)
·
Jumlah:
9 buah.
Gambar Unit keramba
dengan rangka dan pemasangan jaring
Gambar Keramba tipe
bujursangkar atau persegi empat
4.
Jangkar: Agar seluruh
sarana budidaya tidak bergeser dari tempatnya akibat pengaruh angin, gelombang
digunakan jangkar.
5.
Peralatan
pendukung lainya.
·
Jenis
yang dipakai: Besi atau beton (40 kg).
·
Jumlah
: 4 buah
·
Panjang
tali : Minimal 1,5 kali ke dalam air
·
Ukuran
benih yang akan Dipelihara: 50-75 gram/ekor
·
Pakan
yang digunakan: ikan rucah
·
Perahu
: Jukung
·
Peralatan
lain : ember,serok ikan, keranjang, gunting dll
Gambar Cara
mengikat pelampung di rakit
PEMBUATAN
RAKIT TERAPUNG DAN RAKIT
Pembuatan rakit ini dilakukan di perairan
pantai agar mudah dalam pembuatan dan pemindahan ke lokasi budidaya. Rakit
dapat dibuat dari bambu atau kayu. Penggunaan bahan dari kayu akan lebih tahan
lama dan biasanya digunakan untuk skala yang lebih besar. Rakit ini terdiri
dari beberapa unit dan dilengkapi dengan lantai dan rumah jaga.
Ukuran keramba sebaiknya 3x3x3 meter.
Bahan yang digunakan adalah jarring poilietelin No.380 D/9 dan 380 D/13
berukuran mata jaring (mesh size) 1 inci dan 2 inci. Untuk membuat sebuah
keramba dengan ukuran tertentu, ukuran pemotongan ditambah 30% dari ukuran yang
dikehendaki. Untuk panjang jaring 3 meter ditambah 30% (110 m2), maka panjang
pemotongan jaring 410 meter.
Keramba yang sudah siap, segera dipasang
pada rakit dengan mengikatkan sudutsudut keramba ke sudut-sudut bingkai rakit.
Disetiap sudut keramba dipasang pemberat dan tali pemberat. Untuk pemberat,
dapat digunakan timah atau adukan semen + pasir dengan bobot 3 - 4 kg per buah,
sedang untuk tali pemberat, digunakan tali berdiameter 1 cm dengan panjang 4 m.
Cara memasang pemberat : tali pemberat diikatkan pada pemberat, ujung yang lain
diikatkan sementara pada bingkai di sudut-sudut keramba. Ujung tali diikat pemberat
dibelitkan pada sudut bawah keramba. Pemberat diturunkan ke perairan sampai
keramba menjadi tegang, kemudian tali
pemberat ditarik ke atas, 10 cm dan ujung tali pemberat diikat kembali pada
bingkai rakit di sudut keramba dengan demikian yang tegang adalah tali
pemberat, bukan keramba.
BENIH
DAN PADAT TEBAR
Benih Kakap Putih dapat diperoleh dari
alam atau dari panti benih. Ukuran panjang 2-3 an (30-40 hari) atau ukuran
besar 25-30 gram/ekor. Benih berenang cepat/gesit sisik mengkilat tergolong
benih yang baik dan sehat. Kepadatan optimal untuk benih berukuran 25-30
gram/ekor adalah 100 ekor/m3. Sedangkan benih berukuran 100-150 gram/ekor. padat
tebarnya adalah 40-50 ekor/m3 KJA.
KEGIATAN
PENDEDERAN
Pendederan dilakukan setelah benih berumur
30 hari (D-30) dari saat penetasan. Waktu penebaran benih adalah pagi hari atau
sore hari. Padat penebaran antara 80-100 ekor/m3 volume air. Pakan diberi
berupa cacahan daging segar halus dengan dosis 100% per hari dari total berat
badan selama bulan pertama. dan pada bulan kedua dosisnya diturunkan menjadi
75% per hari. Masa pememliharaan pendederan selama 1 - 2 bulan, benih sudah akan
mencapai ukuran gelondong. Pemeliharaan selama satu bulan ukuran panjang 2,5 - 3,5
cm, sedangkan pemeliharaan selama 2 bulan 7,5 - 10 cm. Jaring/hapa yang
memiliki lubang (mata jaring) kecil. Dengan ukuran kurungan pendederan adalah
2x2x2 m3 atau 3x3x3 m3.
KEGIATAN
PEMBESARAN
Setelah benih berukuran 7,5-10cm, langkah
pemeliharaan selanjutnya adalah pemindahan benih ke dalam kurungan pembesaran. Konstruksi
kurungan pembesaran yaitu 4x4x3 m3 atau 5x5x3 m3. Bahan kurungan (jaring) dari
P€ (polythilene = eks jaring trawl) dengan mesh size 3/4 inchi (D.12 - 16) untuk
pembesaran tahap I. dan untuk tahap II dengan mesh size 1.25 inchi (D.I8).
Padat penebaran untuk tahap I. yakni bulan I dan II, pada kurungan pembesaran
adalah 30-35 ekor gelondong/m3; dan untuk tahap II, yakni bulan III-V
kepadatannya diturunkan menjadi 25-30 ekor gelondong/m3. Usaha pembesaran di
perairan atau laut diperlukan waktu sekitar 4-5 bulan. Untuk ukuran konsumsi
waktu pemeliharaannya ditambah beberapa bulan dan padat penebarannya diturunkan
menjadi 15 - 20 ekor/m3.Untuk mernacu pertumbuhan. perlu diberi tambahan pakan
cacahan daging ikan rucah segar dengan dosis 5-10% per hari dari total berat badan
ikan.
PAKAN
DAN PEMBERIAN PAKAN
No comments:
Post a Comment