Tuesday, May 29, 2018

PEMBESARAN LELE DI KOLAM TANAH DAN KOLAM TEMBOK


PEMBESARAN DI KOLAM TANAH

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembesaran adalah persiapan kolam. Kolam disiapkan untuk wadah pembesaran hingga nantinya didapatkan lingkungan yang optimal bagi kehidupan ikan. Tujuan akhirnya agar ikan lele dapat hidup dan tumbuh maksimal. Persiapan kolam pembesaran lele pada umumnya meliputi pengeringan, pengolahan dasar kolam, pengangkatan lumpur hitam, perbaikan pematang dan saluran air, pengapuran, pemupukan, serta pengisian air kolam.

1. Pengeringan
Pengeringan kolam bertujuan untuk membasmi hama dan penyakit, menghilangkan senyawa atau gas-gas beracun, serta untuk mengistirahatkan lahan. Proses pengeringan/penjemuran di dasar kolam dilakukan selama 3 – 7 hari, tergantung kondisi dan cuaca dan keadaan tanah. Pengeringan kolam dianggap selesai jika tanah dasar kolam menjadi retak-retak.

2. Pengolahan dasar kolam
Selesai pengeringan, dasar kolam tanah perlu diolah. Pengolahan dasar kolam bertujuan untuk menggemburkan tanah, memungkinkan proses pengudaraan dalam tanah berlangsung sempurna, mempercepat berlangsungnya proses penguraian senyawa-senyawa organik dalam tanah, dan membuang gas-gas beracun supaya terlepas ke udara.

3. Pengangkatan lumpur hitam
Tanah dasar kolam yang berlumpur, berbau busuk dan menyengat, serta berwarna hitam pekat, sebaiknya diangkat dan dibuang karena tiap tanah yang demikian itu sudah sangat asam. Lapisan tanah dasar kolam yang berwarna hitam tersebut dicangkul sedalam 5 – 10 cm, lalu diangkat dan dipindahkan ke pematang atau tempat lain di luar kolam.

4. Perbaikan pematang dan saluran air
Perbaikan pematang perlu dilakukan jika ada yang rusak dan mencegah kebocoran pematang. Perbaikan pematang yang bocor dilakukan dengan menyumbat bagian yang bocor dengan tanah atau dengan ijuk. Sementara itu, perbaikan saluran dilakukan agar pemasukan air berjalan kancar. Perbaikan ini biasanya dilakukan pada saat pengeringan kolam atau bersamaan dengan pengangkatan lumpur.


5. Pengapuran
Pengapuran bertujuan membunuh hama, parasit, dan penyakit ikan. Jenis kapur yang digunakan untuk pengapuran adalah kapur pertanian (CaCO3) atau dolomit dalam bentuk CaMg (CO3)2. Pemberian kapur disebar merata di permukaan tanah dasar kolam. Setelah pengapuran selesai, tanah dasar kolam dibalik dengan menggunakan cangkul. Jumlah kapur sekitar 60 – 200 gram/m2, tergantung kondisi pH tanah. Semakin rendah pH tanah maka kebutuhan kapur semakin banyak.

6. Pemupukan
Pemupukan berguna untuk menyediakan media tempat tumbuh pakan alami dan unsur hara bagi plankton yang menjadi pakan bagi ikan lele. Pupuk yang sering digunakan terdiri dari kotoran yang sudah kering dari ternak besar (sapi, domba, atau kerbau) dengan dosis 150 g/m2, pupuk urea 15 g/m2, dan TSP 10 g/m2. Dosis tersebut disesuaikan dengan kesuburan kolam.

7. Pengisian air kolam
Pengisian air kolam dilakukan setelah kegiatan pengapuran dan pemupukan selesai. Pengisian air kolam dilakukan dengan ketinggian air mencapai 40 – 50 cm dari dasar kolam. Waktu penebaran benih ikan, air kolam tetap dipertahankan pada ketinggian semula karena ukuran benih masih kecil. Ketinggian air kolam dinaikkan seiring dengan bertambahnya ukuran dan berat lele hingga ketinggian 100 – 150 cm, tergantung konstruksi dan ketinggian kolam. Setelah melalui tahapan persiapan kolam diatas, selanjutnya dilakukan penebaran benih. Padat penebaran benih yaitu jumlah ikan yang ditebarkan per satuan luas atau volume. Semakin tinggi padat penebaran benih, semakin intensif pemeliharaannya. Padat tebar benih lele di kolam tanah disesuaikan dengan ukuran kolam. Idealnya, untuk benih ukuran 3 – 5 cm kepadatan tebaran benihnya 500 – 1.000 ekor/m2. Untuk benih ukuran 5 – 8 cm bisa ditebarkan dengan kepadatan 200 – 500 ekor/m2. Sementara itu, benih ukuran 8 – 12 cm bisa ditebarkan dengan kepadatan 100 – 200 ekor/m2.

Gambar Pembuatan kolam tanah baru di tengah pematang dipasang plastik

Gambar Kolam tanah siap digunakan

PEMBESARAN DI KOLAM TEMBOK

Persiapan awal kolam tembok sebelum digunakan meliputi pengeringan, pembersihan lumpur dan kotoran, pengapuran, pemupukan, serta pengisian air kolam. Pengeringan untuk kolam tembok dianggap selesai jika dasar dan dinding kolam sudah kering dan tidak basah. Pengeringan dilakukan dengan menjemur kolam dibawah sinar matahari kira-kira 2 – 3 hari. Langkah selanjutnya adalah pembuangan lumpur hitam dam membersihkan kotoran yang menempel di dinding kolam. Pembuangan lumpur hitam dengan cara digelontor pakai air atau disedot dengan pompa diesel. Setelah itu, pengapuran dan pemupukan kolam. Pengapuran untuk kolam semen dengan cara dinding dan dasar kolam diberi kapur yang telah dicampur air. Kapur yang sering digunakan adalah kapur pertanian atau dolomit dengan dosis 60 – 200 g/m2. Sementara itu, pemupukan menggunakan pupuk kandang dengan dosis 200 – 500 g/m2. Kegiatan selanjutnya adalah
mengisi kolam dengan ketinggian 40 – 50 cm. Padat penebaran benih ikan lele di kolam tembok ini berkisar 150 – 400 ekor/m3  air, tergantung sistem pembesaran yang dilakukan.

PEMBERIAN PAKAN

Untuk hidup dan menjadi besar lele memerlukan pakan. Jenis, ukuran, dan jumlah pakan yang diberikan tergantung dari ukuran dan jumlah lele yang dipelihara. Ada dua jenis pakan yang paling disukai lele, yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami merupakan mikroorganisme yang hidup di dalam air, seperti plankton, sedangkan pakan buatan adalah pakan yang dibuat oleh manusia atau pabrik. Meskipun demikian, pakan alami dapat dibuat dengan cara membudidayakannya. Disamping pakan tersebut, ada satu lagi jenis pakan yang dapat diberikan, yakni pakan alternatif. Pakan alternatif yang dapat diberikan kepada lele antara lain ikan rucah atau ikan-ikan hasil tangkapan dari laut yang sudah tidak layak konsumsi manusia, limbah peternakan ayam, limbah pemindangan ikan, dan daging bekicot atau daging keong mas. Karena lele tergolong karnivora atau pemakan daging, pakan yang diberikan, baik buatan maupun alami, harus mengandung daging. Pakan buatan seperti pellet biasanya telah mengandung daging yang berasal dari tepung ikan, dengan kandungan protein tidak kurang dari 30%. Pakan buatan dalam bentuk pellet diberikan pada lele yang telah berukuran agak besar, yakni 30 gram ke atas. Sementara itu, lele yang berukuran lebih kecil dapat diberi pelet, tetapi dalam bentuk tepung atau crumble yang ukurannya lebih besar daripada tepung. Ukuran pakan buatan yang diberikan disesuaikan dengan bukaan mulut lele. Semakin kecil bukaan mulut, semakin kecil ukuran pakan yang diberikan. Setiap hari pakan yang diberikan sebanyak 3-6 % bobot total ikan. Menjelang panen pakan dikurangi menjadi 2-3 %. Cara pemberian pakan ditaburkan secara merata agar semua ikan memiliki peluang yang sama. Frekuensi pemberian pakan 3-4 kali sehari. Pemberian pakan pada sore atau malam hari sebaiknya diberi porsi pakan yang lebih banyak.

Gambar Kolam tembok

Gambar Pemberian pakan